Just another Wadah Aspirasi dan Kreasi Mahasiswa UGM Sites site

Pancasila Kita ..

December10

PANCASILA DAN GLOBALISASI

(DIPANDANG DARI SUDUT PERSIAPAN GENERASI MUDA)

images3

index

 

Era globalisasi membuka konsekuensi berupa terbukanya lapangan kerja di Negara-negara lain bagi tenaga-tenaga terdidik Indonesia yang professional dengan lingkungan kerja dan imbalan yang mungkin jauh lebih menarik daripada di Indonesia, namun menimbulkan resiko berupa peluang bagi tenaga-tenaga terdidik asing yang memiliki kemampuan professionalitas yang tinggi untuk bekerja di Indonesia. Dampak berikutnya yaitu mereka dapat menguras kekayaan sumber daya alam Indonesia. Oleh karena itu kita harus siap dalam menghadapi persaingan tersebut.

  • Pengantar

Generasi muda 1908 menghadapi tantangan untuk menggalang persatuan bangsa melalui Boedi Utomo karena pada saat itu perjuangan di masing-masing daerah tidak membuahkan hasil. Generasi muda 1928 yang mencetuskan Sumpah Pemuda dengan tekad bulat mengenai satunya Tanah Air, bangsa dan bahasa Indonesia yang merupakan perwujudan dari Manifesto Politik yang dicetuskan PPI Nederland di Leiden pada tahun 1925.

Generasi muda 1945 memberikan dorongan bagi dicetuskannya Proklamasi Kemerdekaan RI pada tanggak 17 Agustus 1945 dengan mempertahankannya dalam kesatuan-kesatuan yang diproklamasikan: a) TP à Tentara Pelajar . b) CMàCorps Mahasiswa.

Generasi muda 1966 berhasil mematahkan dominasi PKI dan melahirkan orde baru yang bertekad melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Tantangan yang dihadapi bangsa dan Negara yang sedang membangun ditengah-tengah arus globalisasi tidaklah mudah. Generasi muda perlu memahami serta melaksanakan sikap keterbukaan, kebersamaan dan kemitraan. Ketiga sikap (K3) itu harus menjadi cara hidup pemimpin kini maupun dimasa depan.

 

  • Kemampuan Professional Yang Tinggi

Sifat tantangan yang dihadapi masa kini mengharuskan adanya professionalism di masing-masing bidang untuk menanganinya. Profesionalisme ditingkat menengah diperoleh melalui pendidikan kejuruan tingkat menengah seperti STM. Pendidikan tinggi melalui program Diploma Professionalisme di tingkat tinggi diperoleh melalui pendidikan bergelar (S1, S2, dan S3) maupun pendidikan non-gelar yang memberikan keterampilan yang diperlukan.

  • Cinta Tanah Air

Generasi muda 1945 dengan semangat juangnya yang tak kunjung padam, telah menghadapi tantangannya di masa revolusi fisik dengan pengorbanan jiwa raga dalam skala besar.Salah satu bukti keikhlasan generasi muda untuk berbakti kepada Tanah Air adalah turut serta mengupayakan pemerataan pendidikan diseluruh Tanah Air. Para mahasiswa dikerahkan untuk mengajar di SMTA diluar Jawa karena sangat kekurangan SMTA beserta gurunya.

Nilai-nilai 1945 itu telah memberikan motivasi kepada generasi penerus untuk dengan cinta Tanah Air yang mendalam pula, meneruskan perjuangan yang wujudnya ditentukan oleh tantangan zaman.

Generasi muda yang terdidik dengan berlandaskan cinta Tanah Air yang mendalam tidak akan membiarkan keadaan tersebut diatas berlarut karena hal itu akan membawa penjajahan dalam bentuk kegiatan ekonomi.

 

  • Iman dan Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa

Pendidikan nasional di Indonesia memberikan landasan kepada pengembangan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 UU No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional yakni bahwa pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan manusia Indonesia seutuhnya.

Iman dan takwa merupakan alat penapis yang ampuh bagi tiap-tiap insane Indonesia. Dalam pengembangan Iptek, cendekiawan Indonesia dalam melaksanakan penelitiannya tidak dapat menganut “the sky is the limit” sebagaimana berlaku bagi cendekiawan di Barat, yang berarti tidak ada batas bagi penelitian dan penerapannya.Dengan demikian Iptek di Indonesia harus disertai iman dan takwa. Dari sudut inilah Pancasila di sekolah amatlah penting, yang pelaksanaannya disesuaikan dengan persepsi anak didik.

 

  • Sikap Keterbukaan, Kebersamaan, Dan Kemitraan

Sikap keterbukaan adalah mental (a state of mind) yang berkembang secara bertahap yakni sikap yang membuka diri pada orang lain dalam interaksi personal.

Sikap kebersamaan didasarkan atas keyakinan bahwa pemecahan masalah secara bersama selalu lebih baik daripada dipecahkan sendiri. Oleh karena itu diupayakan adanya berbagai alternative pemecahan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.Dalam keadaan bagaimana pun, selalu terdapat keterkaitan antar generaasi karena tidak mungkin tiba-tiba timbul suatu generasi tanpa adanya generasi terdahulu.

Sikap kemitraan memandang orang lain sebagai mitra/sahabat. Perbedaan pendapat yang dating dari mitra diterima sebagai hal yang dapat memperluas wawasan dan oleh karena itu perbedaan adalah hikmah.

 

  • Pengamatan

Para mahasiswa yang menjadi generasi penerus harus mulai dengan pembinaan dan pengembangan sikap keterbukaan ini dalam kehidupan sehari-hari sehingga menjadi cara hidup yang akan dibawanya terus dalam kedudukan apapun dimasa mendatang. Kebersamaan antar generasi belum terwujud dengan baik. Pada satu pihak terdapat generasi tua yang tertutup yang tidak bersedia mendengarkan generasi muda yang dianggapnya sebagai pengganggu. Pada pihak lain terdapat generasi muda yang cara perjuangannya kasar sehingga mengundang rasa antipasti pada generasi tua yang justru memegang wewenang untuk mengambil keputusan.

Hal yang perlu diusahakan agar tidak membahayakan bagi masa depan bangsa dan Negara yaitu addanya generasi tua yang terbuka dan generasi muda yang simpatik cara perjuangannya sehingga merupakan jaminan bagi kelangsungan kemitraan antar generasi secara berkelanjutan.

Email will not be published

Website example

Your Comment: